Aku tertawa…
Aku menertawakan diriku sendiri.. tampak menawan namun
bodoh. Aku ini perempuan yang memang jauh dari apa yang Tuhan inginkan terhadap
hamba-Nya. Iya, benar, aku masih tak tahu diri. Penuh kepalsuan, sering
berdusta, meremehkan hal sepele, dan menganggap dunia ini berpihak kepada ku.
Aku 18 tahun. Di umurku yang mendekati 20 ini pun, aku sama
sekali belum bisa membahagiakan orang tua ku. Aku belum bisa mandiri, bahkan
aku malu mengapa otak yang diberikan Tuhan dengan bermilyar neuron, bahkan
dengan triliunan tetabyte kemampuan otak ini belum mampu digunakan oleh
semaksimal mungkin oleh diriku sendiri.
Orangtua ku mungkin mampu membiyayai ku. Namun sampai kapan
aku seperti ini? Sampai kapan aku menjadi seperti benalu untuk mereka, dan
hanya menjadi beban yang tak kunjung melepas diri agar bisa berkembang? Aku malu
dengan orang-orang yang justru memiliki banyak kekurangan namun bisa mengimres
kekurangan mereka dengan kelebihan yang mereka punya. Sejujurnya aku iri dengan
orang-orang yang memiliki kecacatan fisik maupun mental yang disatu sisi mereka
punya semangat hidup dan juang lebih dari manusia normal lainnya. Mengapa aku
yang diberi banyak kenikmatan ini justru hanya terlena dengan kelengkapan dan
kesempurnaan fisik. Seharusnya aku bisa….
Mengapa aku seolah-olah meremehkan Tuhan dengan tidak patuh
akan perintah-Nya? Padahal Tuhan menciptakan ku sangat sempurna dengan tidak
adanya kecacatan apapun. Inikah balasannya? Nggak pantes.
It’s time for me to change all the worst things in my life. I
would be a better person even it take for a long time…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar