uthem

Minggu, 15 Juli 2012

dad, thankyou :')


Malem ini, setelah aku pulang dari dokter. Ayah manggil aku ke ruang kerja nya. Lalu aku masuk, dan mulailah pembicaraan itu dimulai.
He told me, that I can’t choose the urgent things that he gave for me. He told me, how stupid I’m to act something wrong . He disappointed with me, he fed up with me. Yaap, I think I proper to get it.
Selama satu jam ini, diruangan ayah ku, banyak air mata yang harus aku tetes kan for a thousand time  same like this. Aku masih merasa bener-bener kecewa sama apa yang aku lakuin selama ini. Apalagi sama ayah. Aku terlalu membuang-buang waktu ku untuk hal yang sebenernya ngga aku butuhin sekarang. Aku masih malu punya nilai 7. Sementara ayah bilang kalo beliau pengen banget aku dapet nilai 8 untuk semua mata pelajaran kejuruan yang aku pilih dari awal. Beliau pengen kalo aku bisa dapetin beasiswa dari  NHI& de la cordon bleau di Adelaide Australia. Sementara sampai detik ini pun, untuk bisa di 5 besar aja, aku belum mampu. 
Aku malu sama kemampuan ku, aku malu kenapa disaat aku masih muda dan terlebiih punya banyak kesempatan tapi tetep aku masih belum bisa manage itu  semua. Aku malu sama orangtua ku, terlebih sama adek ku sendiri, sama keluarga ku yang lain yang mereka bener-bener udah bisa nunjukin  ability mereka. Dan aku?
Aku Cuma bisa minta, aku Cuma bisa seneng-seneng, dan aku nggak punya achievement  untuk aku tunjukin ke mereka. Iya, kesalahan terbesar ku ya itu.
Apalagi tentang uang yang dikasih ayah buat aku. 5jt beliau kirim ke rekening ku untuk beli electrical oven. Tapi sebagian aku pakai diliuar control. Dan beliau tau itu.
Pada detik ini pun, aku masih menyesali semua perbuatan ku selama ini. Aku sering main lah, aku masih suka ngebantah orangtua lah, aku masih nggak patuh sama mereka lah.
“kamu bayangkan betapa kecewanya seorang ayah terhadap anaknya, kalau anaknya dihantam, bahkan diusir, atau ditolak di instansi pendidikan yang terkenal dan berbobot, jika nilai anak tersebut jauh dari kata standar maksimal. Dan seharusnya kamu bisa merasakan perasaan ayah mu ini, ketika usahanya untuk membuat kamu sukses, usahanya membuat kamu bisa maju dikemudian hari, tapi sama sekali tidak dihargai. Sudah saatnya kamu mulai memikirkan mana yang harus kamu prioritaskan, yang harus kamu tunda, ataupun yang harus kamu benar-benar tinggalkan. Umur mu sudah hampir 17, sudah duduk pada tingkatan sekolah menengah atas, gunakan perasaan dan pikiran mu untuk merenungi apa yang ayah katakana ini”
Secuil kata-kata yang sempat aku rekam dalam telinga ku, yang terucap oleh Raihul Fadjri Faniska.
Malam ini, akan aku paksa diri ku, akan aku pacu diri ku, untuk membuktikan dan membayar apa yang telah aku perbuat ayah. Maafin aku ya yah, aku pikir, aku emang harus diberi pacuan untuk kedepannnya lebih baik, kedepannya lebih dari apa yang diinginkan ayah ku.
Thankyou  dad,

for being my power  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar